Bakakak Hayam: Tradisi Kuliner Sunda yang Sarat Filosofi

INFO BANDUNG BARAT–Bakakak hayam adalah salah satu sajian khas Sunda yang sering hadir dalam berbagai upacara adat dan perayaan penting. Di balik bentuknya yang sederhana, seekor ayam utuh yang dibumbui dan dipanggang, tersimpan filosofi mendalam tentang kehidupan, kebersamaan, dan harapan akan keberkahan.
Apa Itu Bakakak Hayam?
Dalam bahasa Sunda, “bakakak” merujuk pada posisi duduk berjongkok dengan lutut terbuka, seperti posisi ayam yang sedang dipanggang. Sementara “hayam” berarti ayam. Sajian ini biasanya menggunakan ayam kampung utuh yang dibumbui rempah khas Sunda, kemudian dipanggang hingga matang dan harum menggoda.
Filosofi di Balik Bentuk Utuh Bakakak Hayam
Salah satu hal yang paling mencolok dari bakakak hayam adalah bentuknya yang utuh. Ini bukan tanpa alasan. Ayam disajikan utuh sebagai simbol rezeki yang utuh dan rumah tangga yang menyatu. Dalam adat Sunda, utuhnya ayam mencerminkan harapan agar pasangan suami istri hidup rukun, saling melengkapi, dan tidak terpecah.
Bakakak hayam juga sering dibagi dua secara simbolis oleh mempelai dalam prosesi pernikahan. Pembagian ini mencerminkan pentingnya saling berbagi dalam rumah tangga, baik suka maupun duka. Setiap belahan bukan sekadar bagian tubuh ayam, tetapi lambang dari komitmen untuk saling memahami dan menyayangi.
Sajian Wajib dalam Upacara Adat Sunda
Bakakak hayam biasanya disajikan dalam acara seperti, pernikahan adat Sunda, khitanan (sunatan), syukuran kelahiran atau panen, hajat eluarga besar.
Biasanya, hidangan ini diletakkan di atas dulang (nampan besar) dan dimakan bersama-sama, melambangkan kebersamaan dan silih asah-asih-asuh dalam keluarga maupun masyarakat.
Pelestarian Budaya Lewat Kuliner
Makanan tradisional seperti bakakak hayam adalah salah satu cara orang Sunda melestarikan nilai-nilai leluhur. Tak hanya menggugah selera, makanan ini menjadi media untuk mengajarkan nilai-nilai luhur kehidupan seperti gotong royong, cinta kasih, dan rasa syukur.
Di tengah arus modernisasi, penting untuk terus memperkenalkan kembali sajian seperti bakakak hayam kepada generasi muda. Bukan hanya karena rasanya yang lezat, tetapi juga karena maknanya yang mendalam sebagai warisan budaya.