
INFO BANDUNG BARAT—Saat ini banyak netizen di media sosial yang menggunakan istilah ‘core’. Tidak heran, kata ini menjadi ramai dipakai. Sebenarnya apa arti kata core? Simak penjelasannya di sini!
Core menjadi kata gaul yang viral di media sosial belakangan ini, sering digunakan dalam judul konten berisi kumpulan foto atau video tentang suatu tema.
Arti Core
Arti kata ‘core’ mirip dengan bahasa Inggrisnya, yang berarti inti. Misalnya, “Lebaran Core” berisi inti dari kegiatan lebaran, seperti foto-foto atau video yang menarik tentang lebaran.
Ada juga “Bali Core”, “Jalan-Jalan Core”, “Bandung Core”, yang berisi konten menarik tentang Bali, jalan-jalan, atau Bandung.
Padalarang Core
Untuk kesempatan kali ini, kita akan melihat hal-hal inti apa sana yang harus dihadapi warga Padalarang setiap harinya. Hal-hal yang mungkin menjengkelkan, namun menjadi ciri khas yang unik.
1. Kemacetan

Tidak macet? Bukan Padalarang namanya. Apalagi setiap pagi hari ketika orang-orang mulai berangkat bekerja atau sekolah. Warga Padalarang jika mengikuti lomba manusia paling sabar, pasti juara umum.
2. Truk kontainer

Warga Padalarang yang sekecil itu harus berkelahi dengan transformer atau truk kontainer setiap harinya. Hal ini tidak dapat dihindarkan, mengingat Padalarang adalah salah satu kawasan industri. Namun, hal ini menjadi pengingat untuk kita tetap hati-hati dan tidak kebut-kebutan di jalan.
3. Truk sampah

Aroma ‘sedap’ akan dinikmati warga Padalarang setiap pagi. Padalarang adalah jalur yang dilewati menuju TPA Sarimukti di Cipatat. Maka tidak heran, jika kita pergi kerja atau pergi sekolah, kita harus berjibaku dengan aroma dan cairan sampah di jalan raya.
4. Delman di Pasar Tagog

Tidak perlu jauh-jauh ke Jogja, Padalarang punya delman yang bisa antar kamu kemana pun. Bak putri keraton, kamu bisa lambaikan tangan dari atas delman ke pengguna jalan yang lain. Selain adem, kamu juga dapat bonus aroma poop kuda yang membelakangimu.
5. Motor lawan arah di Cihaliwung

Padalarang memiliki jalur satu arah dari Tagog hingga Stasiun Padalarang. Namun, karena warga Padalarang tidak ingin melewati hal-hal menyeramkan yang disebutkan poin-poin di atas, maka mereka memilih lawan arah. Meski lebih dekat, jangan ya dek ya. Itu membahayakan!